Pengecoran Logam - Teknik Pengecoran Logam Bag.6 (habis)
Proses Peleburan Logam
Peleburan logam merupakan aspek
terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh langsung
pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang
terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti
fluks dan unsur pembentuk terak dimasukkan kedalam tungku. Fluks adalah
senyawa inorganic yang dapat “membersihkan” logam cair dengan
menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor
(impurities). Fluks memiliki beberpa kegunaan yang tergantung pada logam
yang dicairkan, seperti pada paduan alumunium terdapat cover fluxes
(yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair),. Cleaning
fluxes, drossing fluxes, refining fluxes, dan wall cleaning fluxes
Tungku-tungku peleburan yang biasa digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel, dan tungku kupola. Karakteristik masing-masing tungku peleburan adalah :
1.Tungku busur listrik
- laju peleburan tinggi ® laju produksi tinggi
- polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
- memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama untuk tujuan pemaduan
2.Tungku induksi
- Khususnya digunakan pada industri pengecoran kecil
- Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
- Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi rendah, sekitar 60 Hz)
- Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro
- Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir), penahanan temperatur (menjaga logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama, sehingga sangat cocok untuk aplikasi proses die-casting), dan duplexing/tungku parallel (menggunakan dua tungku seperti pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)
- Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam. Proses pemanasan dibantu oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar.
- Tungku ini bias dalam keadaan diam, dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
- Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
- Tungku ini terdiri dari suatu saluran/bejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata tahan api
- Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam, kokas dan fluks
- Kupola dapat beroperasi secara kontinu, menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju peleburan tinggi
- Besi kasar (20 % - 30 %)
- Skrap baja (30 % - 40 %) Kadar karbon dan siliko yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan prosentase Carbon dan Si yang terbatas. Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam jumlah yang banyak.
- Skrap balik, Yang dimaksud skrap balik adalah coran yang cacat, bekas penambah, saluran turun, saluran masuk atau skrap balik yang dibeli dari pabrik pengecoran.
- Paduan besi Paduan besi seperti Fe-Si, Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi. Prosentase karbon berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh reaksi antar logam cair dengan kokas. Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi kasar dan skrap baja. Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi kehilangan pada saat peleburan. Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 % untuk Si dan 15 sampai 30 % untuk Mn.
Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas. Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 0,1 % Metalurgi Proses Pengecoran Pembekuan ingot dan Coran.
Dari Pembekuan ingot dihasilkan 3 daerah dengan karakteristik yang berbeda. Daerah-daerah tersebut adalah :
1. Chill Zone
Selama proses penuangan logam cair
kedalam cetakan, logam cair yang berkontak langsung dengan dinding
cetakan akan mengalami pendinginan yang cepat dibawah temperatur
likuidusnya. Akibatnya pada dinding cetakan tersebut timbul banyak inti
padat dan selanjutnya tumbuh kearah cairan logam. Bila temperatur
penuangannya rendah, seluruh bagian logam cair akan membeku secara cepat
dibawah temperatur likuidus. Disisi lain bila temperatur penuangan
tinggi, cairan logam yang berada ditengah-tengah ingot akan tetap berada
diatas temperatur likuidus untuk jangka waktu lama.
2. Columnar zone
Sesaat setelah penuangan, gradien
temperatur pada dinding cetakan menurun dan kristal pada daerah chill
tumbuh memanjang dalam arah kristal tertentu. Kristal-kristal tersebut
tumbuh memanjang berlawanan dengan arah perpindahan panas (panas
bergerak dari cairan logam kea rah dinding cetakan yang bertemperatur
lebih rendah) yang disebut dengan dendrit. Setiap kristal dendrit
mengandung banyak lengan-lengan dendrit (primary dendrit). Jika Fraksi
volum padatan (dendrite) meningkat dengan meningkatnya panjang dendrit
dan jika struktur yang terbentuk berfasa tunggal, maka lengan-lenagn
dendrti sekunder dan tertier akan timbul dari lengan dendrit primer.
Daerah yang terbentuk antara ujung dendrit dan ttitik dimana sisa cairan
terakhir akan membeku disebut sebagai mushy zone atau pasty zone.
3. Equiaxed zone
Daerah
ini terdiri dari butir-butir equiaxial yang tumbuh secara acak
ditengah-tengah ingot. Pada daerah ini perbedaan temperatur yang ada
tidak menyebabkan terjadinya pertumbuhan butir memanjang.
Pengaruh Penyusutan
Kebanyakan logam akan menyusut selama proses pembekuan dan ini mengakibatkan perubahan struktur ingot. Paduan-paduan dengan selang pembekuan (daerah antara temperatur liquidus dan solidus ) yang sempit menghasilkan mushy zone yang sempit pula dan pada bagian permukaan atas ingot terdapat sisa cairan logam yang lama kelamaan akan berkurang hingga pembekuan berakhir dan pada ingot mengandung rongga cukup dalam pada bagian tengah atau disebut pipe.
Pada paduan-paduan dengan selang temperatur pembekuan lebar, mushy zone dapat menempati seluruh bagian ingot sehingga tidak terbentuk pipe.
Pengaruh Penyusutan
Kebanyakan logam akan menyusut selama proses pembekuan dan ini mengakibatkan perubahan struktur ingot. Paduan-paduan dengan selang pembekuan (daerah antara temperatur liquidus dan solidus ) yang sempit menghasilkan mushy zone yang sempit pula dan pada bagian permukaan atas ingot terdapat sisa cairan logam yang lama kelamaan akan berkurang hingga pembekuan berakhir dan pada ingot mengandung rongga cukup dalam pada bagian tengah atau disebut pipe.
Pada paduan-paduan dengan selang temperatur pembekuan lebar, mushy zone dapat menempati seluruh bagian ingot sehingga tidak terbentuk pipe.
Segregasi pada Ingot dan Coran
Pada struktur pembekuan terdapat dua
jenis segregasi yaitu segregasi makro (perubahan komposisi pada tiap
bagian spesimen) dan segregasi mikro (seperti yang terjadi antara lengan
dendrit sekunder). Ada empat faktor yang menyebabkan timbulnya
segregasi makro, yaitu :
1. Penyusutan karena pembekuan dan kontraksi panas
2. Perbedaan kerapatan antardendritik cairan logam
3. Perbedaan kerapatan antara padatan dan cairan
4. Temperatur yang menyebabkan perbedaan kerapatan dalam cairan
Segregasi dalam pembekuan logam tidak
diinginkan karena memberikan pengaruh buruk pada sifat mekanik. Untuk
segregasi mikro, pengaruhnya dapat dikurangi dengan proses perlakuan
panas (homogenisasi).
Pemeriksaan Produk Cor :
Tujuan :
1. Pemeriksaan rupa
- Pemeriksaan rupa/fisik
- Pemeriksaan dimensi (menggunakan jangka sorong, micrometer, jig pemeriksa dan alat ukur lainnya)
2. Pemeriksaan cacat dalam (pemeriksaan tidak merusak, NDT)
- Pemeriksaan ketukan
- Pemeriksaan penetrasi (dye-penetrant)
- Pemeriksaan magnafluks (magnetic-particle)
- Pemeriksaan supersonic (ultrasonic)
- Pemeriksaan radiografi (radiografi)
3. Pemeriksaan material
- Pengujian kekerasan (menggunakan metoda Brinell, Rockwell, Vickers dan Shore)
- Pengujian tarik
- Pengujian analisa kimia (spektrometri,EDS)
- Pengujian struktur mikrodan struktur makro
- Pemeriksaan dengan merusak
Cacat-cacat Coran
Komisi pengecoran international telah membuat penggolongan cacat-cacat coran dan dibagi menjadi 9 kelas, yaitu :
1. Ekor tikus tak menentukan atau kekerasan yang meluas
2. Lubang-lubang
3. Retakan
4. Permukaan kasar
5. Salah alir
6. Kesalahan ukuran
7. Inklusi dan struktur tak seragam
8. Deformasi
9. Cacat-cacat tak nampak
Proses Pembuatan Besi Kasar
Pada umumnya logam-logam yang
dihasilkan dari dalam tambang masih dalam bentuk batu-batuan dan
biasanya terdapat dalam keadaan terikat dengan unsur-unsur lain. Untuk
dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan barang-barang jadi atau
setengah jadi maka terlebih dahulu logam-logam tersebut mendapat
beberapa pengerjaan.
Tanur tinggi
Tanur tinggi digunakan untuk mengolah logam-logam tambang (bijih besi), kokas, batu kapur untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang dihasilkan ini nantinya masih perlu diolah kembali didalam tungku-tungku baja untuk dijadikan baja atau besi cor.Tanur tinggi mempunyai tinggi ± 30 m dan diameter terbesar ± 9 m. bagian luar terbuat dari pelat-pelat baja dan bagian dalamnya dilapisi bata tahan api.
Tungku ini dibagi menjadi bagian utama yaitu :
- Bagian atas (puncak) Bahan-bahan seperti kokas, bijih besi dan bahan tambahan (kapur) dimasukkan melalui bagian ini. Pada bagian ini juga dilengkapi dengan lubang-lubang untuk melakukan udara.
- Bagian tengah, Bagian tengah ini memiliki bangun berbentuk kerucut yang makin kebawah makin besar. Fungsinya dibuat demikian adalah : Bahan-bahan mudah bergeser kebawah, Gas CO dapat mencapai setiap tempat dekat dinding, Bagian dalam tungku dilapisi dengan bata tahan api.
- Bagian bawah, Bagian ini mempunyai bangun berbentuk kerucut yang makin kebawah semakin mengecil dan gunanya dibuat demikian adalah : Cairan mudah dikumpulkan pada tungku, Isi tungku makin lama makin mengecil, Bagian dalamnya terbuat dari bata tahan api kualitas tinggi karena dinding bagian ini harus tahan terhadap temperatur tinggi (± 3000 oF) dan tahan terhadap reaksi kimia seperti tahan terhadap asam-asam, terutama bila bijih besinya mengandung fosfor.
- Bagian Tungku, Bagian ini berbentuk silinder yang merupakan tabung persegi empat. Pada bagian dalamnnya dipasang bata tahan api kualitas tinggi dan memiliki ketebalan ± 1m. Dibuat tebal dan menggunakan bata tahan api karena : Dapat tahan terhadap proses kimia, Dapat tahan terhadap tekanan logam cair dan terak cair, Dapat tahan terhadap temperatur tinggi
Diantara pasangan-pasangan
bata tahan api, dipasang pipa-pipa saluran yang dialiri air pendingin
dan pada bagian atas tabung dipasang pipa-pipa yang digunakan untuk
menyalurkan udara panas. Pada bagian dinding tungku dipasangi lubang
laluan logam cair dan terak cair.
Bahan-bahan dalam Proses Tanur Tinggi :
Biji besi :
Besi didapat dengan mengambil dari
biji besi yang umumnya berbentuk oksida dari alam dan besi murni hanya
didapat dalam jumlah yang kecil. Pemisahan unsur besi dari biji besi
dilakukan dalam sebuah tungku yang dinamai dengan SMELTING (proses
reduksi). Adapun biji besi tersebut ditemukan dalam bentuk sebagai
berikut :
1. Berbentuk batu- Hematit (Fe2O3, batu besi merah) mengandung unsur besi antara 45 %-65 % dan sedikit mengandung fosfor.
- Magenetit (Fe3O4) mengandung unsur besi antara 40 % - 70 % dan hampir tidak mengandung fosfor, berwarna hijau tua mendekati warna hitam dan mempunyai sifat magnet yang kuat.
- Fe2O3H2O, mengandung unsur besi 25 % - 50 % air dan fosfor
- Pasir besi (TiO2) mengandung oksida besi = 70 % yang bercampur dengan oksida titan (Ti2O2) antara 9 % - 11 %
- Berbutir halus, Sperosiderit mengandung unsur besi ±40 % bercampur dengan tanah liat.
Biji besi hasli proses reduksi belum
dapat diaktakan bersih secara keseluruhan dan masih terdapat
kotoran-kotoran. Untuk menghilangkan kotoran-kotoran tersebut maka pada
saat diproses dalam tanur tinggi ditambahkan batu kapur (CaO atau
dolomite, CaCO3) sehingga akan membentuk terak
Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan dalam proses tanur tinggi adalah kokas dan arang kayu
- Arang kayu, Keuntungan mengunakan arang kayu adalah karena bersih, tidak mengandung P dan S. Sedangkan kerugiannya adalah : Nilai kalornya rendah kira-kira 400 Cal/Kg, Tidak keras, mudah pecah dan berpori-pori, Jumlahnya terbatas, Hanya dapat digunakan untuk tanur tinggi yang memiliki tinggi 17-20m
- Kokas, Didapat dari pembakaran tidak sempurna batu bara. Keuntungan menggunakan kokas sebagai bahan bakar adalah : Nilai kalornya tinggi sekitar 8000 Cal/Kg, Keras, besar-besar dan berpori-pori, Mempunyai kadar karbon yang tinggi, Sewaktu pembuatan kokas terdapat hasil tambahan seperti gas, ter, dll. Kekurangan bahan bakar kokas yaitu mengandung belerang (S) dan ini sangat buruk pengaruhnya terhadap pembuatan baja atau besi cor
- Anthrosit, Keuntungan menggunakan bahan bakar jenis ini adalah : Nilai karbonnya tinggi sekitar 8000 Cal/Kg, Cukup keras dan besar-besar, Tidak mengandung gas, Sedangkan Kekurangan bahan bakar anthrosit adalah tidak berpori dan hanya sedikit terdapat di dunia
Udara panas digunakan untuk membantu
pembakaran (CO2) dan pembentukan gas CO sebagai gas untuk reduksi biji
besi. Untuk mereduksi bijih besi diperlukan udara panas yang banyak dan
udara panas yang digunakan mempunyai temperatur ±900OC. Untuk mendapat
udara panas dengan temperatur yang tinggi adalah dengan memanaskan udara
dingin di tungku pemanas yang dinamakan tungku COWPER. Udara dingin
yang dimasukkan didatangkan dari kompresor torak.
Keuntungan menggunakan udara panas dalam proses tanur tinggi adalah untuk menghemat bahan bakar untuk mempercepat proses reduksi atau pencairan biji besi. By Indonesia - Mekanikal
Pengecoran Logam - Teknik Pengecoran Logam Bag.5
4. Logam-logam dalam pengecoran :
Besi cor
Ø Besi cor kelabu (grey cast iron)
Ø Besi cor malleable (malleable cast iron)
Ø Besi cor putih (white cast iron)
Ø Besi cor nodular (nodular/ductile cast iron)
Ø Compacted graphite cast iron (memiliki struktur mikro antara besi cor
Ø Kelabu dan besi cor nodular).
Sifat mekanik :
= 45 -75 ksi (kekuatan tarik)
= 35 – 60 ksi (kekuatan luluh)
e = 1 – 6% (perpanjangan)
Sifat matriks dan karakter grafit diperoleh dari kesetimbangan :
§ Komposisi kimia
§ Derajat inokulasi
§ Laju pembekuan
§ Pengaturan laju pendinginan
§ Annealing
§ Austenitizing dan Quenching
§ Tempering
Besi Cor Putih :
Besi Cor Kelabu :
Kekuatan, kekerasan dan struktur mikro dari besi cor kelabu
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti komposisi kimia, desain,
cetakan, karakteristik cetakan dan laju pendinginan selama dan setelah
pembekuan.
Unsur Cu, Cr, Mo dan Ni seringkali ditambahkan untuk mengatur struktur mikro matriks dan pembentukan grafit. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan ketahanan korosi besi cor kelabu pada beberapa media. Besi cor kelabu dapat dikeraskan dengan proses quenching dan temperature sekitar 1600˚F (menjadi getas). Kombinasi dengan proses temper akan meningkatakan ketangguhan dan menurunkan kekerasannya.
Besi Cor Malleable :
Besi cor ini dihasilkan dari proses perlakuan panas besi cor putih yang memiliki komposisi tertentu.
Proses terbentuknya beis cor putih akibat :
Besi Cor Nodular :
Baja (Baja Cor) :
Salah satu jenis baja adalah baja karbon yaitu paduan besi-karbon yang mengandung unsure karbon kurang dari 1,7 % (beberapa literature menyebutkan kandungan karbon maksimum 2.0 %). Sebagai tambahan selain karbon, baja cor mengandung :
Baja cor dengan kadar C=0,20 % diatas diperoleh dari pendinginan didalam tungku dari temperatur 950oC setelah pengecoran. Bagian yang hitam adalah PERLIT dan yang putih adalah FERIT. Sedangkan baja cor dengan kadar C=0,8 % didinginkan dalam tungku 900oC struktur yang terlihat jelas yaitu PERLIT.
Posted on 03:47 by PURWO SUPRIYATNO and filed under
Cor Logam
| 0 Comments »
Besi cor
- Paduan Besi Cor yang mengandung C >: 1,7 % dan 1-3 %Si. Unsur lain dapat ditambahkan dengan maksud untuk meningkatkan sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan atau ketahanan korosi. Unsur yang umumnya ditambahkan yaitu Cr, Cu, Mo dan Ni.
- Besi cor memiliki selang temperature cair yang relaitf lebih rendah daripada baja dan relatif lebih “encer” ketika cair.
- Sifat mekanik besi cor tergantung pada jenis struktur mikronya yaitu bentuk dna distribusi elemen-elemen penyusunnya. Salah satu elemen yang memiliki pengaruh yang berarti adalah grafit. Jumlah ,ukuran dan bentuk grafit mempengaruhi kekuatan dan keuletan besi cor. Selain grafit, matriks juga ikut mempengaruhi sifat mekaniknya. Matris besi cor sama dengan yang terdapat pada baja, yaitu feritik, perlitik, feritik+perlitik dan martensitik.
- Komposisi kimia
- Laju pendinginan, dan
- Proses perlakuan panas
Ø Besi cor kelabu (grey cast iron)
Ø Besi cor malleable (malleable cast iron)
Ø Besi cor putih (white cast iron)
Ø Besi cor nodular (nodular/ductile cast iron)
Ø Compacted graphite cast iron (memiliki struktur mikro antara besi cor
Ø Kelabu dan besi cor nodular).
Sifat mekanik :
= 45 -75 ksi (kekuatan tarik)
= 35 – 60 ksi (kekuatan luluh)
e = 1 – 6% (perpanjangan)
Sifat matriks dan karakter grafit diperoleh dari kesetimbangan :
§ Komposisi kimia
§ Derajat inokulasi
§ Laju pembekuan
§ Pengaturan laju pendinginan
Untuk mendapatkan sifat yang
diinginkan, biasanya pada besi cor diterapkan perlakuan panas karena
dari kondisi hasil pengecoran (as-cast) tidak diperoleh sifat yang
diinginkan. Proses perlakuan panas yang umum diterapkan :
§ Annealing
§ Austenitizing dan Quenching
§ Tempering
Besi Cor Putih :
Besi cor putih terbentuk ketika unsur
karbon (C) tidak mengendap sebagai grafit selama proses pembekuan, akan
tetapi tetap berkaitan dengan unsur besi (Fe), krom (Cr) atau molibden
(Mo) membentuk karbida.
Besi cor putih bersifat keras dan getas dan memiliki tampilan patahn seperti kristal berwarna putih.
Besi cor putih bersifat keras dan getas dan memiliki tampilan patahn seperti kristal berwarna putih.
Besi Cor Kelabu :
Besi cor kelabu merupakan paduan dari
unsur-unsur besi (Fe), karbon © dan silicon (Si) yang mengandung “
karbon tak berkaitan” dalam bentuk grafit. Nama besi cor kelabu didapat
dari tampilan patahan berwarna kelabu.
Besi cor kelabu untuk keperluan otomotif dan konstruksi umum lainnya dibagi menjadi 10 kelas/garde yang didasarkan pada kekuatan tarik minimumnya.
Besi cor kelabu untuk keperluan otomotif dan konstruksi umum lainnya dibagi menjadi 10 kelas/garde yang didasarkan pada kekuatan tarik minimumnya.
Unsur Cu, Cr, Mo dan Ni seringkali ditambahkan untuk mengatur struktur mikro matriks dan pembentukan grafit. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan ketahanan korosi besi cor kelabu pada beberapa media. Besi cor kelabu dapat dikeraskan dengan proses quenching dan temperature sekitar 1600˚F (menjadi getas). Kombinasi dengan proses temper akan meningkatakan ketangguhan dan menurunkan kekerasannya.
Besi Cor Malleable :
Besi cor ini dihasilkan dari proses perlakuan panas besi cor putih yang memiliki komposisi tertentu.
Proses terbentuknya beis cor putih akibat :
- Rendahnya kandungan karbon dan silikon
- Adanya unsur-unsur pembentuk karbida seperti Cr, Mo dan V
- Laju pendinginan dan pembekuan yang tinggi
Pada proses pembuatan besi cor
malleable, besi cor putih dipanaskan hingga temperatur diatas temperatur
eutectoid (1700oF) kemudian ditahan hingga beberapa jam dan didinginkan
dalam tungku. Proses tersebut menyebabkan unsure karbon terlarut dalam
austenit, mengendap dan membentuk grafit bulat tak beraturan (irregular
nodules of graphite) yang disebut korbon temper. Proses ini akan
menghasilkan besi cor malleable dengan matriks ferit.
Besi Cor Nodular :
Besi cor nodular memiliki komposisi
unsure yang sama dengan besi cor kelabu. Unsure tersebut yaitu karbon
dan silikon. Perbedaan besi cor nodular dan kelabu terletak pada bentuk
grafit (untuk menghasilkan bentuk grafit yang berbeda, digunakan proses
yang berbeda pula) Pembulatan grafit dicapai karena ditambahkan unsure
Magnesium (Mg) dan Cerium (Ce).
Baja (Baja Cor) :
Salah satu jenis baja adalah baja karbon yaitu paduan besi-karbon yang mengandung unsure karbon kurang dari 1,7 % (beberapa literature menyebutkan kandungan karbon maksimum 2.0 %). Sebagai tambahan selain karbon, baja cor mengandung :
- Silikon (Si) : 0.20 – 0,70 %
- Mangan (Mn) : 0,50 – 1,00 %
- Fosfor (P) : <>
- Sulfur (S) : <>
Struktur mikro baja cor yang memiliki
kandungan karbon lebih dari 0,8 % (baja hipereutektoid) terdiri dari
SEMENTIT (Fe3C) dan PERLIT. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah
jumlah sementit.
Baja cor dengan kadar C=0,20 % diatas diperoleh dari pendinginan didalam tungku dari temperatur 950oC setelah pengecoran. Bagian yang hitam adalah PERLIT dan yang putih adalah FERIT. Sedangkan baja cor dengan kadar C=0,8 % didinginkan dalam tungku 900oC struktur yang terlihat jelas yaitu PERLIT.
Pengecoran Logam - Teknik Pengecoran Logam Bag.4
Dalam Teknik pengecoran logam fluiditas tidak diartikan sebagai kebalikan dari viskositas, akan tetapi berarti kemampuan logam cair untuk mengisi ruang-ruang dalam rongga cetak. Fluiditas tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan sifat-sifat fisik secara individu, karena besaran ini diperoleh dari pengujian yang merupakan karakteristik rata-rata dari beberapa sifat-sifat fisik dari logam cair.
Ada dua faktor yang mempengaruhi fluiditas logam cair, yaitu temperatur dan komposisi unsur. Temperatur penuangan secara teoritis harus sama atau diatas garis liquidus. Jika temperatur penuangan lebih rendah, kemungkinan besar terjadi solidifikasi didalam gating sistem dan rongga cetakan tidak terisi penuh. Cacat ini disebut juga dengan nama misrun. Cacat lain yang bisa terjadi jika temperatur penuangan terlalu rendah adalah laps dan seams. Yaitu benda cor yang dihasilkan seakan-akan membentuk alur-alur aliran logam yang masuk kedalam rongga cetak, dimana alur satu dengan alur lai berdampingan daya ikatannya tidak begitu baik.
Jika temperatur penuangan
terlalu tinggi pasir yang terdapat pada dinding gating sistem dan rongga
cetakan mudah lepas sewaktu bersentuhan dengan logam cair dan
permukaanya menjadi kasar. Terjadi reaksi yang cepat antara logam tuang,
dengan zat padat, cair dan gas diadalam rongga cetakan. Dari pengujian
ini dapat dicari daerah temperatur penuangan yang menghasilkan produk
dengan cacat yang seminim mungkin.
Faktor utama yang lain yang
mempengaruhi besaran fluiditas adalah komposisi paduan. Logam cair yang
memiliki fluiditas yang tinggi adalah logam murni dan alloys komposisi
eutectic. Alloys yang dibentuk dari larutan padat, dan memiliki range
pembekuan yang besar memiliki fluiditas yang jelek.
Contoh pola spiral hasil pengujian fluiditas
Ada beberapa metoda dalam
mengukur fluiditas. Metoda ini dibedakan berdasarkan bentuk rongga
cetak yang digunakan untuk mengetahui mampu alir logam cair. Ada rongga
cetak yanmg berbentuk spiral dan ada juga rongga cetak yang berbentuk
lorong yang memanjang. Pemilihan metoda ini sangat tergantung dari
bentuk benda kerja dan bahan cetakan yang akan digunakan. Dalam
melakukan pengukuran mampu alir dipraktikum ini digunakan metode dengan
rongga cetak yang berbentuk spiral. Meskipun hasil pengukuran dengan
metoda diatas dipengaruhi oleh sifat-sifat cetakan, namun pengukuran
tersebut sangat praktis, karena langsung menggambarkan bagaimana mampu
aliran logam cair dalam rongga cetak dengan bahan cetakan sebenarnya.
Harga fluiditasnya dinyatakan dengan panjang (dalam mm) spiral yang
terisi logam. Atas dasar hal ini, fluiditas juga dikenal dengan istilah
Fluid life.
Beberapa bentuk cetakan untuk pengukuran fluiditas |
By. Indonesia - Mekanikal
Pengecoran Logam - Teknik Pengecoran Logam Bag.3
JENIS - JENIS POLA
- Pola tunggal (one pice pattern / solid pattern) Biasanya digunakan untuk bentuk produk yang sederhana dan jumlah produk sedikit. Pola ini dibuat dari kayu dan tentunya tidak mahal.
- Pola terpisah (spilt pattern) Terdiri dari dua buah pola yang terpisah sehingga akan diperoleh rongga cetak dari masing-masing pola. Dengan pola ini, bentukproduk yang dapat dihasilkan rumit dari pola tunggal.
- Match-piate pattern Jenis ini popular yang digunakan di industri. Pola “terpasang jadi satu” dengan suatu bidang datar dimana dua buah pola atas dan bawah dipasang berlawanan arah pada suatu pelat datar. Jenis pola ini sering digunakan bersama-sama dengan mesin pembuatan cetakan dan dapat menghasilkan laju produksi yang tinggi untuk produk-produk kecil.
D. Inti
Untuk produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok mesin kendaraan atau katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti ditempatkan dalam rongga cetak sebelum penuangan untuk membentuk permukaan bagian dalam produk dan akan dibongkar setelah cetakan membeku dan dingin. Seperti cetakan, inti harus kuat, permeabilitas baik, tahan panas dan tidak mudah hancur (tidak rapuh).
Agar inti tidak mudah bergeser pada saat penuangan logam cair, diperlukan dudukan inti (core prints). Dudukan inti biasanya dibuatkan pada cetakan seperti pada gambar 8. pembuatan inti serupa dengan pembuatan cetakan pasir yaitu menggunakan no-bake, cold-box dan shell. Untuk membuat cetakan diperlukan pola sedangkan untuk membuat inti dibutuhkan kotak inti.
E. Operasi Pengecoran Cetakan Pasir
Operasi pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan tahapan proses perancangan produk cor, pembuatan pola dan inti, pembuatan cetakan, penuangan logam cair dan pembongkaran produk cor. Tahapan lebih rinci terlihat pada gambar Dibawah ini :
Setelah proses perancangan produk cor yang menghasilkan gambar teknik produk (a) dilanjutkan dengan tahapan-tahapan berikutnya :
- Menyiapkan bidang dasar datar atau pelat datar dan meletakan pola atas (cope) yang sudah ada dudukan inti dipermukaan pelat datar tadi.
- Seperti pada langkah c, untuk cetakan bagian bawah (drag) beserta sistem saluran.
- Menyiapkan kotak inti (untuk pembuatan inti)
- Inti yang telah jadi disatukan (inti yang dibuat berupa inti setengah atau paroan inti)
- Pola atas yang ada dipermukaan pelat datar ditutupi oleh rangka cetak atas (cope) dan ditambahkan system saluran seperti saluran masuk dan saluran tambahan (riser). Selanjutnya diisi dengan pasir cetak.
- Setelah diisi pasir cetak dan dipadatkan, pola dan system saluran dilepaskan dari cetakan
- Giliran drag diisi pasir cetak setelah menempatkan rangka cetak diatas pola dan pelat datar.
- Setelah disi pasir cetak dan dipadatkan, pola dilepaskan dari cetakan
- Inti ditempatkan pada dudukan inti yang ada pada drag.
- Cope dipasangkan pada drag dan dikunci kemudian dituangkan logam cair.
- Setelah membeku dan dingin, cetakan dibongkar dan produk cor dibersihkan dari sisa-sisa pasir cetakan.
- Sistem saluran dihilangkan dari produk cor dengan berbagai metoda dan produk cor siap untuk diperlakukan lebih lanjut.
By. Indonesia - Mekanikal
Pengecoran Logam - Teknik Pengecoran Logam Bag.2
COR LOGAM CETAKAN PASIR
Pengecoran dengan cetakan pasir
melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola dalam kumpulan
pasir untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran, mengisi
rongga cetak dengan logam cair, membiarkan logam cair membeku,
membongkar cetakan yang berisi produk cord an membersihkan produk cor.
Hingga sekarang, proses pengecoran dengan cetakan pasir masih menjadi
andalan industri pengecoran terutam industri-industri kecil. Tahapan
yang lebih umum tentang pengecoran cetakan pasir diperlihatkan dalam
gambar dibawah ini. :
A. PASIR
Kebanyakan pasir yang digunakan dalam pengecoran adalah pasir silika (SiO2).
Pasir merupakan produk dari hancurnya batu-batuan dalam jangka waktu
lama. Alasan pemakaian pasir sebagai bahan cetakan adalah karena murah
dan ketahanannya terhadap temperature tinggi. Ada dua jenis pasir yang
umum digunakan yaitu naturally bonded (banks sands) dan synthetic (lake
sands). Karena komposisinya mudah diatur, pasir sinetik lebih disukai
oleh banyak industri pengecoran.Pemilihan jenis pasir untuk cetakan
melibatkan bebrapa factor penting seperti bentuk dan ukuran pasir.
Sebagai contoh , pasir halus dan bulat akan menghasilkan permukaan
produk yang mulus/halus. Untuk membuat pasir cetak selain dibutuhkan
pasir juga pengikat (bentonit atau clay/lempung) dan air. Ketiga Bahan
tersebut diaduk dengan komposisi tertentu dan siap dipakai sebagi bahan
pembuat cetakan.
B. JENIS CETAKAN PASIR
Ada
tiga jenis cetakan pasir yaitu green sand, cold-box dan no-bake mold.
Cetakan yang banyak digunakan dan paling murah adalah jenis green sand
mold (cetakan pasir basah). Kata “basah” dalam cetakan pasir basah
berati pasir cetak itu masih cukup mengandung air atau lembab ketika
logam cair dituangkan ke cetakan itu. Istilah lain dalam cetakan pasir
adalah. Cetakan ini sebelum dituangkan logam cair terlebih dahulu
permukaan dalam cetakan dipanaskan atau dikeringkan. Karena itu kekuatan
cetakan ini meningkat dan mampu untuk diterapkan pada pengecoran
produk-produk yang besar.
pasir
dicampur dengan pengikat yang terbuat dari bahan organik dan in-organik
dengan tujuan lebih meningkatkan kekuatan cetakan. Akurasi dimensi lebih
baik dari cetakan pasir basah dan sebagai konsekuensinya jenis cetakan
ini lebih mahal.Dalam cetakan yang tidak dikeringkan resin sintetik cair
dicampurkan dengan pasir dan campuran itu akan mengeras pada temperatur
kamar. Karena ikatan antar pasir terjadi tanpa adanya pemanasan maka
seringkali cetakan ini disebut juga . Selain diperlukan cetakan yang
tinggi, beberapa sifat lain cetakan pasir yang perlu diperhatikan adalah
permeabilitas cetakan (kemampuan untuk melakukan udara/gas).
C.POLA
Pola merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat dibuat dari kayu, plastic/polimer atau logam. Pemilihan material pola tergantung pada bentuk dan ukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah produk cor dan jenis proses pengecoran yang digunakan.
By. Indonesia-Mekanikal
By. Indonesia-Mekanikal
Pengecoran Logam - Teknik Pengecoran Logam Bag.1
Teknik Pengecoran Logam :
Pengecoran (CASTING)
adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam
tungku peleburan kemudian di tuangkan kedalam rongga cetakan yang serupa
dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat :
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu :
1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3. Pengaruh material cetakan
4. Pembekuan logam dari kondisi cair
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu :
1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3. Pengaruh material cetakan
4. Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan, ada pengecoran dengan sekali pakai (expendable Mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent Mold). Cetakan pasir termasuk dalam expendable mold. Karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran saja, setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran. Dalam pembuatan cetakan, jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika, pasir zircon atau pasir hijau. Sedangkan perekat antar butir-butir pasir dapat digunakan, bentonit, resin, furan atau air gelas.
Secara umum cetakan harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut :
Cavity (rongga cetakan), merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam cetakan. Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor. Rongga cetakan dibuat dengan menggunakan pola.
Core (inti), fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti dibuat terpisah dengan cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan. Bahan inti harus tahan menahan temperatur cair logam paling kurang bahannya dari pasir.
Gating sistem (sistem saluran masuk), merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun. Gating sistem suatu cetakan dapat lebih dari satu, tergantung dengan ukuran rongga cetakan yang akan diisi oleh logam cair.
Sprue (Saluran turun), merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal. Saluran ini juga dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan.
Pouring basin, merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue. Kecepatan aliran logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair yang berasal dari tungku kerongga cetakan.
Raiser (penambah), merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi.
By. Indonesia - Mekanikal
Pembuatan Teralis Masjid | Ornamen Islamic | Cor Logam
ORNAMEN TERALIS MASJID |
Proses pembuatan
teralis cor logam aluminium masjid dengan style besi holo 4 x 4
ketebalan ornamen Islamic aluminium cor teralis masjid 2,5cm x 2cm Project Location : Masjid Darussalam Jl. Danau Buyan Tanah Abang - Jakarta Pusat. Design : By. Gudang Art Hotline Service : 081227719200| 081804309449
Lampu Gantung - Lampu Hias Aluminium - Cor Aluminium
Kerajinan
cor logam lampu gantung ini sungguh unik, antik dan berkesan mewah,
Lampu gantung ini terbuat dari bahan Aluminium yang pembuatannya melalui
proses peleburan/pengecoran sehingga terbentuk motif - motif yang
sangat indah untuk di lihat, lampu gantung aluminium dapat di
aplikasikan pada bangunan masjid, rumah, hotel atau bangunan lainnya
yang bertema kejawen. Ukurannya pun bervariasi mulai dengan diameter 1m
s/d 3m.
Ashtray Hole, Manufacturing Hole Ashtray, Aluminum Ashtray
ASHTRAY HOLE 18 |
This ashtray holes as cigarette ash containers made of aluminum metal through the casting process to manufacture very suitable as a complement interiors in homes, cafes, hotels and offices. Ashtrays of various sizes available starting hole 5cm x 5cm hole 4, 7.5 cm x 7.5 cm hole 9, 10cm x 10cm hole 16, 12.5 cm x 12.5 cmhole 25 and 7.5 cm x 12.5 cm . To find the best prices ashtray our products please contact us on +62812 2771 9200 or +62818 0430 9449
Manufacturing center hole aluminum ashtray Indonesia
Manufacturing center hole aluminum ashtray Indonesia
Asbak, Produk Asbak Rokok Aluminium, Hole Ashtray
HOLE ASHTRAY |
Asbak - Hole Ashtray merupakan wadah pembuangan abu rokok, banyak produk asbak dengan bahan material cor aluminium
yang beredar di pasaran salah satunya adalah produk asbak aluminium.
Ada beberapa type asbak dengan beberapa bentuk, model, ukuran dan lubang
asbak / Hole ashtray :
- Asbak ukuran 5cm x 5cm lubang 4
- Asbak ukuran 7,5cm x 7,5cm lubang 9
- Asbak ukuran 10cm x 10cm lubang 16
- Asbak ukuran 12,5cm x 12,5cm lubang 25
- Asbak ukuran 7,5cm x 12,5cm lubang 18
Sentral kerajinan cor logam aluminium
Kerajinan Tembaga, Kuningan, Aluminium, Cor Logam, Kaca Patri
Model Teralis dan Railing Islami Cor Logam Aluminium Masjid
Contoh model kerajinan cor logam aluminium
teralis dan railing Islami, Desain cor logam aluminium - aluminium cor
masjid, Jasa pembuatan aluminium cor, cor logam aluminium dengan
berbagai macam bentuk dan desain. Untuk konsultasi desain aluminium cor
atau cor logam aluminium hubungi kami di hotline service 081227719200 | 081804309449.
Pusat Kerajinan Tembaga, Kuningan, Aluminium Dan Kaca Patri
Pusat
Kerajinan Tembaga, Kuningan, Aluminium Dan Kaca Patri - Craft Center
Copper, Brass, Aluminum And Stained Glass Yogyakarta | Tumang Cepogo -
Boyolali Indonesia Hotline Service
0812 2771 9200 | 0818 0430 9449
Desain Cor Logam Aluminium Tralis Railling Pada Masjid
Desain Islamic cor logam aluminium tralis atau railling pada bangunan masjid dengan spesifikasi :
- Material Aluminium
- Cor Logam
- Tinggi 120cm x Lebar 190cm x Tebal 1,5cm
- Model Islamic
Consultation and Booking aluminum cast please contact us at hotline services : 0812.2771.9200
Dekoratif Aluminium Cor , Ornamen Logam Cor, Pengecoran Logam
Dekoratif Aluminium Cor,
Logam Cor, Pengecoran Logam Pada Railing tangga, Pintu Gerbang, Balkon,
Lampu Gantung, Lampu Dinding, Lampu Taman, Pin, Logo, Aksesories
Furniture Logam Cor dan Souvenir Hotline Service : 0812.2771.9200 | 0818.0430.9449 Email : Info@gudangseni.com
Gudang Art Design
Cor Logam Aluminium untuk Railing Masjid
Cor Logam Motif Islami |
Cor Logam Aluminium Motif Islami |
Cor Logam
Jogjakarta memproduksi Cor Logam Aluminium untuk Railing Masjid,
pilihan desain Islami Cor Logam Aluminium untuk Railing Masjid dapat
menjadi sebuah alternatif dengan Cor Logam Aluminium dapat memperindah
dan mempercantik sebuah bangunan Masjid. Hubungi Team Gudang Art Design
Cor Logam di Hotline Service +62812.2771.9200. Email : info@gudangseni.com
Free Konsultasi Desain Cor Logam Aluminium Untuk Railing Masjid.
Desain Logam Cor Aluminium
Ornamen Logam Cor Aluminium |
Desain Logam Cor
Aluminium ini dapat diaplikasikan pada railling tangga, pagar, pintu
gerbang dan balkon. kelebihan menggunakan Logam Cor Aluminium antara
lain Tahan terhadap cuaca, anti korosi dan lebih keliatan mewah, pilihan
menentukan desainnya pun bebas sesuai dengan selera kita.
Tersedia aneka pilihan desain logam cor untuk railling tangga, pagar, pintu gerbang dan balkon.
Free design consultation aluminum cast metal. Hotline service 0812.2771.9200
Tidak ada komentar:
Posting Komentar